Banjarmasin, Indonesia Jaya News
Catatan Dialog Teologis
Menanti Mesias, Penyelamat Akhir Zaman
Pagi itu, Sabtu 30 November 2024, kami duduk melingkar di aula kampus Sekolah Tinggi Teologi - Gereja Kalimantan Evangelis (STT GKE) JL. D.I. Panjaitan No 11 Banjarmasin. Tema yang diangkat dalam dialog teologis kali ini agak berbeda, yaitu sesuatu yang menjadi bahan pertengkaran sepanjang zaman, terutama pertengkaran pendapat yang terjadi pada 3 agama, yaitu Yahudi, Kristen dan Islam.
Tema dialog tersebut “Konsep Mesias Dalam Perspektif Agama-Agama”, menghadirkan Pdt. Em. Johnson F Simanjuntak, M.Th dari Kristen, kemudian Dr. Zainal Abidin, M.Ag dari UIN Antasari, mewakili Suni, dan Ustadz DR. H. Busyairi Ali, MA, dari Ahlul Bait Indonesia, mewakili Syiah.
Lebih dari 40 tokoh dari berbagai agama hadir dan ingin mendengarkan tema yang sangat menarik ini, karena menjadi perbincangan dan bahkan visi dari agama-agama, yaitu tentang datangnya juru selamat yang akan menolong umat manusia dari segala kekacau hidup, terutama pada saat akhir zaman nanti.
Mengangkat tema ini tentu akan memunculkan banyak pertanyaan kritis, apakah konsep Mesias memiliki akar agama-agama pagan, termasuk agama-agama nenek moyang berupa kepercayaan, dan jika demikian, sejauh mana orang-orang yang mempercayainya dipengaruhi oleh paganisme atau aliran kepercayaan? Bagaimana pandangan kaum Yahudi terhadap Mahdisme dan bagaimana pengaruhnya terhadap mereka secara ideologis dan politis? Bagaimana pandangan umat Kristen terhadap Mesias, dan apa pengaruhnya terhadap mereka? Apa pandangan Syiah dan Sunni tentang Mesias dan Mahdisme? Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu saja menjadi bahan diskusi sangat menarik sebagai titik perjumpaan agama-agama, bahkan dari aliran-aliran pada agama, untuk saling memahami dan mengerti berbagai perbedaan pandangan.
Pdt Johnson F Simanjuntak mengatakan, bagi umat Kristen minggu-minggu sekarang ini, mereka sedang menanti Mesias, nanti puncaknya pada 25 Desember. Kalau ada pertanyaan, apakah konsep Mesias sangat kuat bagi umat Kristen, maka ia menjawab sangat kuat. Konsep tersebut berakar dari agama Yahudi atau bangsa Israel.
Konsep Mesias ini awalnya ditujukan pada Raja, pada Nabi, dan pada imam, semua mereka tersebut dikatakan sebagai Mesias. Belakangan konsep ini lebih kental tertuju pada tokoh politik, karena terkait kepemimpinan, tokoh yang diharapkan membawa perubahan.
Daud-lah tokoh pertama yang memulai mengenalkan tentang Mesias, sehingga bagi orang Yahudi, Daud dianggap sebagai Mesias. Ia menjadi tokoh Mesias yang pernah hidup dan menjadi Mesias selama lamanya. Akan tetapi pasca Daud, abad ke 9 SM, ketika Israel pecah menjadi dua, muncul perdebatan soal Mesias. Begitu juga pada abad ke 8 SM, ketika korupsi di pemerintahan merajalela, maka harapan lahirnya Mesias baru kembali muncul. Namun ketika raja baru yang dinantikan tersebut muncu,l ternyata tidak seperti diharapkan, akhirnya mendatangkan kekecewaan, karena pemimpin yang diharapkan tersebut ternyata asyik dengan dirinya sendiri. Bahkan Raja yang dianggap sebagai Mesias jadi tawanan perang. Mesias kemudian menjadi hamba yang mau menderita kepada banyak orang, konsep ini menjadi perdebatan.
Johnson Simanjuntak lebih lanjut menjelaskan, bahwa dalam Perjanjian Baru, Mesias itu berarti Yesus Kristus. Yesus sang Mesias. Yesus menjadi penggenap tokoh Mesias masa depan. Penyaliban terhadapnya, bukti bahwa dia memang Mesias. Penolakan Yahudi juga bukti bahwa dia Mesias. Kerajaan Allah yang dibangunnya, tidak melingkupi wilayah tapi dalam arti suasana kasih, rasa adil, rasa damai dan mau berjuang dengan orang lain. Membangun kehidupan Rohani yang damai penuh cinta kasih, itulah yang menjadi ajarannya. Mesias untuk masa depan, dan masa depan yang diwujudkan di masa sekarang.
Sementara itu Zainal Abidin yang memaparkan dalam pespektif Suni, mengatakan bahwa Mesias menjadi topik menarik, terutama di Timur Tengah sana, ketika sekarang konflik semakin bergejolak. Harapan akan datangnya Mesias semakin kuat, pada saat konflik dan kekerasaan menimpa suatu bangsa, dan itu yang sekarang berlangsung di Timur Tengah. Apalagi berbagai Riwayat mengatakan bahwa kedatangnya tepat di tanah tersebut, maka semakin hiduplah konsep Mesias di Tengah masyarakat yang putus harapan akan keadilan dan kedamaian.
Timur Tengah merupakan titik lokasi akhir zaman yang diceritakan dalam ajaran Suni dan Syiah. Bahkan sudah muncul pendapat bahwa Imam Mahdi sudah ada sekarang ini, hanya saja belum menampakkan dirinya. Orang sedang menunggu Imam Mahdi benar-benar muncul, karena Dajal yang disimbolkan dalam bentuk kejahatan dan penindasan yang sekarang sedang berlangsung, sudah cukup menjadi alasan bahwa Imam Mahdi akan muncul.
Kalau merujuk pada berbagai hadist Nabi Muhammad SAW, dijelaskan bahwa Nabi Isa nanti akan datang di akhir zaman. Kedatangannya dimaksudkan untuk mengatasi Dajal. Pada saat itu muncul kembali pemerintahan berdasarkan kekhalifahan, Imam Mandi menjadi khalifah terakhir. Setidaknya ada sekitar 20-an hadist dapat dirujuk untuk menguraikan cerita ini. Memang ada pendapat bahwa hadist terkait Mesias sangat rentan disusupi muatan politik. bahkan dianggap dipengaruhi cerita Israilliat, karena itu hadist menyangkut Mesias, jangan dimaknai secara tekstual, harus pula dilihat secara simbolik, bahkan harus dimaknai secara lebih luas. Terbukti sepanjang sejarah, banyak yang mengklaim sebagai Imam Mahdi. Iqbal, tokoh pemikir Islam yang sangat terkenal, mengatakan bahwa Imam Mahdi itu adalah orang baik yang hidup pada zaman yang salah.
Busyairi Ali yang menyampaikan dalam perspektif Syiah, mengatakan bahwa sebelum agama diturunkan, tentu ada yang mengadakan agama tersebut, karena itu sebelum bicara agama, kita harus bicara tentang Tuhan sebagai kausa prima. Agama yang bermakna sebagai sebuah ketulusan. Karenanya, setidaknya ada tiga bagian yang tidak boleh dipisahkan pada saat membicarakan Mesias, yaitu pembicaraan tentang Tuhan, Manusia dan Keadilan. Karena tujuan Tuhan menghadirkan agama adalah agar tercipta kedamaian dan keteraturan.
Mesias adalah harapan akan hadirnya keteraturan tersebut, karena ketika zaman semakin tidak terkendali, kejahatan sudah melampaui batas, maka Imam Mahdi datang. Ia datang bersama Isa Al Masih sang Mesias, dan bertugas memerangi kejoliman yang dimotori oleh Dajal.
Bagi Syiah, Imam Mahdi sudah lahir sejak tahun 255, tapi kemudian tersembunyi atau ghoib. Nanti pada waktunya, ia akan muncul kembali bersama Isa Al Masih. Imam Mahdi tersebut keturunan dari Nabi Muhammad. Ia akan menjadi imam sholat dari Isa Al Masih.
Bagi syiah, konsep Imam Mahdi ini merupakan ushul yang pokok, yang diyakini sebagai sesuatu yang pasti datang pada waktu yang ditetapkan.
Setelah paparan narasumber, para peserta memberikan tanggapan, seorang pendeta dari PGI menanyakan tentang silsilah dari Mesias itu sendiri, serta menanyakan apa rujukan paling sahih tentang Mesias?
Dr. Darius Dubut tokoh Interfaith, mengatakan bahwa Mesias merupakan tokoh spiritual sekaligus tokoh sosial. Ia merujuk pendapat Gus Dur, yang mengatakan bahwa Mesias merupakan fenomena tunggal yang wajahnya banyak. Mesias itu merupakan gerakan religiopolitik. Agama itu hendaknya berperan di masyarakat, mengajarkan sisi spiritual dan sosial sekaligus. Ia mengatakan, ada titik jumpa dan titik pisah dalam agama-agama ketika membicarakan Mesias. Dan jangan lupa, spirit pembebasan yang ada pada konsep Mesias dapat menjadi titik jumpa agama-agama.
Ketua FKUB Kalimantan Selatan, Ilham Masykuri Hamdie, mengatakan, Mesias adalah satu konsep gerakan sosial religius, untuk melakukan berbagai perubahan sosial. Satu konsep yang dapat menggerakkan perubahan sosial di tengah masyarakat. Sayangnya Mesias bukan dipahami seperti itu, namun hanya sebatas pada kultus.
I Wayan Suardiyasa tokoh dari Hindu mengatakan, bahwa Mesias dalam istilah yang berbeda, juga ada pada Hindu dalam konsep Avatar. Nanti sekitar 450 tahun lagi dari sekarang, akan lahir Avatar yang bergfungsi sebagai penyelamat. Pada saat itu dunia dipenuhi kekacauan dan Avatar datang sebagai pembawa perubahan.
Zulkifli Tejda, tokoh agama Buddha, juga mengatakan bahwa dalam agama Buddha mengenal konsep Mesias dalam wujud Buddha Maitreya. Nanti dia akan muncul sekitar 500 tahun lagi, dan bertujuan memberikan pencerahan kepada semua manusia tentang jalan yang benar menuju Tuhan. Pada waktu itu agama sudah tidak ada lagi, dan hukum sudah tidak berlaku, maka Buddha Maitreya datang menuntun umat manusia menuju nibbana.
Ternyata benar, konsep Mesias dapat menjadi titik pisah sekaligus titik jumpa dari agama-agama, maka membicarakanya, bagian dari memahami agama-agama itu sendiri. (nm)
0 Komentar