Banjarmasin, Indonesia Jaya News
(Ambin Demokrasi)
Seandainya UMKM itu entitas organisasi, maka kasus “Mama Khas Banjar” yang mengalami kriminalisasi, dapat menjadi momentum dalam melakukan konsolidasi. Terutama tentang pentingnya membangun organisasi UMKM, agar menjadi entitas yang kuat menghadapi berbagai tantangan, termasuk tindakan kriminalisasi.
Apalagi di tengah ketidakpastian hukum, banyaknya aparat korup yang mudah dibeli, dan keadilan yang diperdagangkan, sehingga hukum tidak pernah benar-benar tegak. Maka memperkuat diri dalam satu organisasi, menjadi satu keniscayaan.
Di zaman seperti ini, menjalani hidup, termasuk mengarungi persaingan UMKM yang tidak tahu siapa kompetitor sesungguhnya, apakah sesama UMKM? Apakah institusi negara? Apakah aparat hukum yang ingin turut berbisnis? Atau pihak siapapun yang tidak kelihatan bentuk aslinya. Menghadapi itu semua, kebudayaan Banjar memberikan nasehat yang sangat arif, “kaya paku lantak di papan”.
Lantak berarti tenggelam, menyatu, berkhidmat. Bermakna, bila ingin menggeluti UMKM, harus tenggelam menyatu dengan UMKM lainnya. Berkhidmat secara sungguh-sungguh, mematuhi segala ketentuan yang sudah ditetapkan. Lantak berubah menjadi kata kerja, balantak, menggambarkan kesungguhan, tidak setengah-setengah, kada cacap igut atau panas-panas tahi ayam. Kalau sudah yakin, geluti dengan segala kesungguhan, apapun tantangan dan hambatannya.
Bila ingin maju dan muncul, maka haruslah maju secara bersama. Jangan muncul sendirian, nanti dianggap mengganggu. Seperti halnya paku yang muncul (cungul pada papan), dipukul orang yang tidak suka.
Karena itu organisasi sebagai wadah bersama, sangatlah penting. Jangan maju sendiri-sendiri, nanti dipukul seperti paku yang “cungul” di papan. Dianggap mengganggu, disangka mengancam, sehingga yang tidak suka akan memukul dengan segenap kekuatan, kekuasaan, dengan hukum yang bisa diatur sesukannya, bahkan melalui aparat yang mau menjual murah keadilan.
Kalau UMKM bersatu melalui organisasi yang dibangunnya sendiri, kasus seperti halnya Mama Khas Banjar, tidak akan terjadi. Kalau pun terjadi, tidak akan sampai berujung kriminalisasi, karena Pemda akan sigap melindungi. Politisi akan peduli, dan bahkan menjadi tameng terdepan, karena terkait konstituen dan isu populisme.
Layak menjadi pembelajaran, untuk memikirkan organisasi UMKM seperti apa yang dapat menjadi wadah bersama membangun solidaritas. (nm)
0 Komentar