Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Noorhalis Majid : "Kolom Kosong Berisi Harapan"


Banjarmasin, Indonesia Jaya News 
(Ambin Demokrasi)
Kalau ingin demokrasi sehat, partai-partai harus bersaing menawarkan kadernya yang paling berkualitas untuk diajukan, sehingga warga memiliki banyak alternatif untuk dipilih. 

Demokrasi yang sehat, berawal dari partai politik yang sehat pula. Dimana sistem pengkaderan dan pendidikan politik, menjadi dasar membentuk politisi mumpuni.

Bila partai tidak memiliki sistem pengkaderan dan pendidikan politik, alamat mudah dibajak kelompok oligarki, yang dengan kekuatan uang, membeli semua proses yang disangkanya sistem politik. 

Kalau ada fenomena, dimana calon arogan membeli hampir semua partai dan tidak menyisakan apapun kecuali kolom kosong, maka indikasi calon tersebut bermaksud melumpuhkan sistem demokrasi dan menutup peluang warga untuk memilih calon lain.

Lantas, apa makna kolom kosong dalam Pilkada? Harus diketahui, kolom kosong itu bukan tanpa makna, bukan pula kesia-siaan. Kolom kosong itu berisi harapan untuk memulihkan demokrasi yang telah dilumpuhkan oligarki.  

Kalau kolom kosong menang, maka dia sebuah tamparan bagi partai politik yang menjual murah harga dirinya kepada kelompok berduit. Juga kritik terhadap diabaikannya hak warga untuk mendapat calon alternatif.

Tamparan tersebut semoga menyadarkan partai politik, agar menghidupkan kembali sistem pengkaderan dan pendidikan politik, yang mampu menawarkan banyak pilihan calon-calon berkualitas kepada warga.

Keliru bila mengatakan kolom kosong itu tidak nyata. Karena apabila kolom kosong menang, maka ada kesempatan bagi semuanya untuk berbenah. Kesempatan bagi partai politik bertobat mengembalikan peran dan kiprahnya. Kesempatan bagi penyelenggara memulihkan citranya yang terlanjur hancur karena khilaf menghilangkan hak warga. Dan kesempatan bagi seluruh warga, memilih secara bebas calon yang mampu membawa perbaikan demokrasi.

Soal anggaran Pilkada berulang kali yang menguras puluhan milyar, sebenarnya nilai tersebut tidak seberapa bila dibandingkan dengan demokrasi itu sendiri. Sebab, bila yang terpilih tidak mumpuni, berkonsekuensi pada pengelolaan anggaran, kebijakan dan tata kelola pemerintahan yang nilainya jauh lebih besar, bahkan nilainya ratusan kali dari anggaran Pilkada itu sendiri. 

Jangan takut atau alergi dengan kolom kosong, karena pada kolom kosong sesungguhnya berisi harapan. (nm)

Posting Komentar

0 Komentar